Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Makro dan Mikro Taman Puspa Pesona Kab. Barru


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tumbuhan sangat berguna bagi mahkluk hidup, dengan adanya tumbuhan kebutuhan mahkluk hidup secara tidak langsung dapat terpenuhi. Tumbuhan dalam tingkatan trofik berperan sebagai produsen, karena mempunyai kemampuan untuk berfotosintesis menghasilkan klorofil. Dari produsen, dapat menghasilkan zat hijau daun yang berguna bagi konsmen, termasuk hewan dan manusia. Dalam pertumbuhannya tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disebut faktor pembatas, faktor ini terdapat pada ekosistem lingkungan dan habitat diamana makhluk hidup itu tinggal.

Secara umum terdapat tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan. Ekosistem air atau aquatik ialah ekosistem yang lingkungan hidup eksternalnya dikuasai dan di ungguli oleh air tawar, yang merupakan habitat dari berbagai makhluk hidup.
Ekologi merupakan suatu kajian tentang makhluk hidup di tempat tinggalnya atau habitatnya. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan merupakan komponen penting di dalamnya. Lingkungan merupakan keseluruhan faktor hidup (biotik) dan faktor tak hidup (abiotik) yang meliputi dua bagian : lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro adalah lingkungan yang cukup dekat dengan obyek yang dipengaruhi. Lingkungan mikro berbeda dengan lingkungan makro. Sebagai contoh, lingkungan mikro di bawah kanopi hutan berbeda dengan lingkungan makro di atasnya, seperti kelembaban, kecepatan angin,dll. Lingkungan mikro di bawah batu di padang pasir lain pula keadaannya. Baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro sangat mempengaruhi keberadaan suatu spesies yang merupakan suatu unit ekologi.
Spesis ekologi adalah sejumlah tumbuhan yang secara genetis homogen yang beradaptasi pada satu set kondisi lingkungan mikro. Bagian dari suatu lingkungan hidup terdiri dari tumbuhan dan hewan yang berdekatan yang mungkin sebagai anggota atau bukan anggota spesies yang sama. Dari spesies sebagai suatu unit ekologi dapat berkembang menjadi spesies dalam lingkungan yang kompleks.
B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui  suhu tumbuhan lingkungan mikro dan makro tumbuhan yang terdapat di taman puspapesona kabupaten barru

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Suhu dan Tumbuhan
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik langsung maupun tidak langsung terhadap organisme hidup. Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan peran tidak langsung de-ngan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme hidup. Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh suhu sebagai faktor lingku-ngan. Misalnya energi cahaya mungkin diubah menjadi energi panas ketika cahaya diabsorbsi oleh suatu substansi. Tambahan lagi suhu sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi-fungsi organisme. Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagai-mana yang berperan nyata, apakah keadaan minimum, maksimum atau keadaan harga rata-ratanya yang penting.
Kehidupan di muka bumi berada dalam suatu batas kisaran suhu antara 0ºC sampai 30ºC, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu minimum, maksimum, dan optimum yang diperlukan untuk aktivitas metabolismenya. Suhu yang diperlukan organisme hidup dikenal dengan suhu kardinal. Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya karena adanya pertukaran suhu yang secara terus menerus antara tumbuhan dengan udara sekitarnya. Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bervariasi, untuk tanaman di tropika, semangka, tidak dapat mento-leransi suhu dibawah 15º -18º. Sebaliknya konifer di daerah temperatur masih bisa men-toleransi suhu sampai serendah minus 30ºC, tumbuhan air umumnya mempunyai ki-saran toleransi suhu yang lebih sempit bila di bandingkan dengan tumbuhan di daratan. Secara garis besar semua tumbuhan mempunyai kisaran toleransi suhu yang berbeda tergantung pada umumnya. Keseimbangan air dan juga keadaan musim.
B.     Variasi Suhu
Sangat sedikit tempat-tempat dipermukaan bumi secara terus menerus berada dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem kehidup-an, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun secara waktu. Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan dengan ini juga terjadi variasi lokal berdasarkan topo-grafi dan jarak dari laut. Terjadi juga variasi dari suhu ini dalam ekosistem, misalnya dalam hutan dan ekosistem perairan. Perbedaan yang nyata antara suhu; pada permu-kaan kanopi hutan dengan suhu dibagian dasar hutan akan terlihat dengan jelas.
Demikian juga perbedaan suhu berdasarkan kedalaman air. Seperti halnya de-ngan faktor cahaya, letak dari sumber panas (matahari), bersama-sama dengan berpu-tarnya bumi pada porosnya akan me-nimbulkan variasi suhu dialam tempat tumbuhhan hidup. Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah-ubah setiap saat tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari, setiap musim, setiap tahun dan gejala ekologi. Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai memperoleh lebih banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena radiasi panas bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah beberapa jam tercapailah suhu tertinggi setengah hari. Setelah lewat petang mulailah terjadi penurunan suhu muka bumi ini akibat radiasi yang lebih besar dibandingkan radiasi yang diterima. Pada malam hari penurunan suhu muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima melalui radiasi dari matahari tidak ada, sedangkan radiasi berjalan terus, akibat ada kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu disekitarnya. Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu harian, dan fluktuasi suhu yang paling tinggi akan terjadi didaerah antara ombak, ditepi pantai.
Berbagai karakteristik muka bumi penyebab variasi suhu:
a.       Komposisi warna dan tanah, makin terang warna tanah makin banyak panas dipan-tulkan, makin gelap warna tanah makin banyak panas diserap.
b.      Kegemburan dan kadar air tanah, tanah yang gembur lebih cepat memberikan res-pon pada pancaran panas dari pada tanah yang padat, terutama erat kaitannya dengan penembusan dan kadar air tanah, makin ba-sah tanah makin lambat suhu berubah
c.       Kerimbunan tumbuhan, pada situasi dimana udara mampu bergerak dengan be-bas maka tidak ada perbedaan suhu antara tempat terbuka dengan tempat tertutup vegetasi. Tetapi kalau angin tidak berhembus keadaan akan sangat berlainan, de-ngan kerimbunan yang rendah sudah mampu mereduksi pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari. Ditambah lagi kelembaban udara dibawah kerim-bunan tumbuhan akan menambah banyaknya panas yang dipakai untuk pemanas-an uap air. Akibatnya akan menaikan suhu udara. Pada malam hari panas yang di-pancarkan kembali oleh tanah akan tertahan oleh lapisan kanopi, dengan demikian fluktuasi suhu dalam hutan sering jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan fluktuasi suhu ditempat terbuka atau tidak bervegetasi.
d.      Iklim, mikro perkotaan, perkembangan suatu kota menunjukan adanya pengaruh iklim. Asap dan gas yang terdapat diudara kota sering mere-duksi radiasi. Partikel-partikel debu yang melayang diudara merupakan inti dari uap air dalam proses kondensasinya, uap air inilah yang bersifat aktif dalam mengurangi pengaruh radi-asi matahari tadi.
e.       Kemiringan lereng dan garis lintang, kemiringan lereng sebesar 50 dapat mereduk-si suhu, sebanding dengan 45 km perjalanan kekutub.
Variasi suatu berdasarkan waktu atau temporal terjadi baik musiman maupun harian, semua variasi ini akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi tumbuhan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat
Waktu                  : Senin, 04 Desember 2017 – Selasa, 05 Desember 2017
Tempat                 : Taman Puspapesona, Kab. Barru
B.     Alat dan Bahan
a.       Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Termometer Lingkungan
2.      Lembar Kerja
3.      Alat tulis menulis
4.      Senter
5.      Doubletip
b.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Tumbuhan yang terdapat dalam lingkungan taman puspa pesona kabupaten barru
C.    Cara Kerja
1.      Menyiapkan Alat yang akan digunakan
2.      Memilih 5 jenis tumbuhan yang terdapat di taman puspa pesona kabupaten barru
3.      Menempel Termometer dengan menggunakan doubletip pada tumbuhan
4.      Melihat suhu tumbuhan pada pukul 20.00 WITA dan mencatat suhu awalnya
5.      Mengamati suhu tumbuhan setiap jamnya hingga pukul 07.00 WITA
6.      Mencatat hasil pengamatan dalam table pengamatan


D.    Tabel Pengamatan
Jam
Kelapa
Kamboja
Pandan
Kembang Sepatu



Makro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
20.00








21.00








22.00








23.00








01.00








02.00








03.00








04.00








05.00








06.00








07.00




























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum
Jam
Kelapa
Kamboja
Pandan
Kembang Sepatu



Makro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
Mikro
20.00
25o
25o
25o
25o
25o
25o
25o
25o
21.00
25o
25o
25o
25o
25o
25o
25o
25o
22.00
24o
24o
24o
24o
24o
24o
24o
24o
23.00
24o
24o
24o
24o
24o
24o
24o
24o
01.00
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
02.00
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
03.00
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
04.00
22o
22o
22o
22o
22o
22o
22o
22o
05.00
22o
22o
22o
22o
22o
22o
22o
22o
06.00
22o
22o
22o
22o
22o
22o
22o
22o
07.00
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o
23o

B.     Pembahasan
Kehidupan di muka bumi berada dalam suatu batas kisaran suhu antara 0ºC sampai 30ºC, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu minimum, maksimum, dan optimum yang diperlukan untuk aktivitas metabolismenya. Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya karena adanya pertukaran suhu yang secara terus menerus antara tumbuhan dengan udara sekitarnya.
Pada praktiku ini  , pengamatan shu tubuhan Mikro , merupakan suhu yang berada disekitar tumbuhan tertentu . dan Makro , suhu yang diukur dalam lingkup taman puspapesona, didapatkan hasil pada tiap jamnya , yaitu pada pukul 20.00 suhu tumbuhan 25o , pada pukul 21.00 suhu tumbuhan 25o , pada pukul 22.00 suhu tumbuhan 24o , pada pukul 23.00 suhu tumbuhan 24o , pada pukul 01.00 hingga 03.00 suhu tumbuhan 23o dan pada pukul 03.00 hingga pukul 06.00 suhu tumbuhan 22o ,  serta pada pukul 07.00 suhu tumbuhan kembali meningkat setelah matahari terbit  yaitu 23o
Hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan suhu setiap jamnya pada suhu mikro tumbuhan , factor yang mempengaruhi suhu tumbuhan baik mikro dan makro yaitu Komposisi warna dan tanah,Kerimbunan tumbuhan,  Iklim, Kemiringan lereng dan garis lintang,
Adapun kesalahan praktikan, yaitu hanya menggunakan satu buah thermometer , sehingga hasil yang diperoleh tidak begitu akurat .


















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan suhu setiap jamnya pada suhu mikro tumbuhan , factor yang mempengaruhi suhu tumbuhan baik mikro dan makro yaitu Komposisi warna dan tanah,Kerimbunan tumbuhan,  Iklim, Kemiringan lereng dan garis lintang,
B.     Saran
Dalam melakukan praktikum suhu tumbuhan dilingkungan makro dan mikro, agar hasil yang diperoleh lebih akurat sebaiknya menggunakan beberapa thermometer untuk mengukur suhu tanaman mikro maupun makro

1 Response to "Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Makro dan Mikro Taman Puspa Pesona Kab. Barru"