Materi Lengkap Ekosistem Terumbu Karang


EKOSISTEM TERUMBU KARANG
A.    Pengertian Terumbu Karang
Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu Karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.

Terumbu Karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi(biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, Terumbu Karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu.
Bagi ahli biologi Terumbu Karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral. Dalam peristilahan ‘Terumbu Karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu.Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut.Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik Terumbu Karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral Kerangka karang mengalami erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu.



B.     Ciri – Ciri Ekosistem Terumbu Karang
1.      Laut Temperatur Tinggi
Laut yang memiliki Terumbu Karang biasanya memiliki temperatur lebih dari 20 derajat celcius.
2.      Laut Kadar Garam Tinggi
Terumbu Karang menyukai laut dengan kadar garam yang tinggi. Hal tersebut berhubungan dengan pembentukan kapur oleh koral dan alga.
3.      Intensitas Cahaya Tinggi
Terumbu Karang pada umumnya berada di laut dengan kedalaman yang masih terjangkau sinar cahaya matahari. Kedalaman ditemukannya terumbu laut kurang lebih hingga 50 meter dibawah permukaan laut.
4.      Iklim dan Cuaca Stabil
Indonesia adalah salah satu negara dengan iklim tropis dimana mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Terumbu Karang sangat menyukai iklim yang tidak ekstrim.
5.      Arus Terus Bergerak
Terumbu Karang hanya akan ditemukan di laut dengan ombak yang terus bergerak. Pergerakan ombak tersebut dipengaruhi oleh perbedaan iklim, temperatur, dan rotasi bumi. Terumbu Karang memiliki fungsi untuk memecah gelombang. Keberadaan Terumbu Karang akan membantu pantai terhindar dari abrasi.
6.      Terbentuk karena Ribuan Hewan Polip
Terumbu Karang terbentuk karena adanya ribuan polip yang memancarkan warna menarik. Polip – polip tersebut awalnya tunggal, namun kemudian berkembang menjadi koloni – koloni yang indah.
7.      Terdapat Banyak Organisme Laut
Jika kita mengunjungi Terumbu Karang, kita akan menemukan berbagai hewan laut yang saling bersimbiosis. Terumbu Karang berguna sebagai habitat para mahluk hidup di laut.
8.       Menghasilkan CACO3
Terumbu Karang bisa menghasilkan CACO3 atau zat kapur. Jika koral mengalami kematian akan mengeras membentuk kapur. Proses tersebut terjadi di laut karena kadar garam tinggi.
9.      Berwarna Menarik
Terumbu Karang memiliki warna yang mencerminkan kondisi laut tersebut. Semakin cerah maka semakin bersih laut tersebut. Karang memiliki kemampuan penetrasi warna berdasarkan kebersihan kondisi laut.
C.    Jenis-jenis Terumbu Karang
1.      Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
a.       Karang hermatipik
Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
b.      Karang ahermatipik
Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
2.      Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh
a.       Terumbu (reef)
Terumbu di kenal sebagai punggungan laut yang dibentuk oleh batuan kapur. Terumbu biasanya ditemukan pada laut dengan kedalaman rendah atau dangkal. 
b.      Karang (koral)
Karang atau koral dikenal dengan nama stony coral yang merupakan hewan yang berasal dari ordo Scleractinia. Hewan ini memiliki kemampuan untuk mensekresi zat kapur atau CaCO3. Karang atau koral yang kita kenal ini termasuk ke dalam kelas Anthozoa
c.       Terumbu Karang
Terumbu Karang adalah ekosistem yang ada di dasar laut tropis dengan struktur dominan berasal dari organisme biota laut penghasil kapur (CaCO3). Terumbu Karang terdiri atas berbagai  jenis karang batu dan alga yang mampu menghasilkan kapur. Terumbu Karang ini terbentuk dengan berbagai interkasi ekosistem dengan berbagai jenis moluska, jenis porifera, jenis tunikata, jenis plankton, jenis krustasea, jenis ikan hias air laut dan lain – lain.
3.      Berdasarkan Letak
a.       Terumbu Karang tepi
Terumbu Karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis Terumbu Karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu Karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.
Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b.      Terumbu Karang penghalang
Jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu Karang ini terletak sekitar 0.5¬2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter.Terkadang membentuk laguna (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
c.       Terumbu Karang cincin atolls
Terumbu Karang cincin atau attols merupakan Terumbu Karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik.Terumbu Karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau¬-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengandaratan.
4.      Berdasarkan zonasi
a.       Terumbu yang menghadap angin
Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak.Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.Daerah ini disebut sebagai pematang alga.Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.
b.      Terumbu yang membelakangi angin
Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan Terumbu Karang yang lebih sempit daripadawindward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar.[1] Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
D.    Reproduksi Terumbu Karang
1.      Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada pembentukan koloni baru.
2.      Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan).
Tabel perbandingan antara repoduksi aseksual dan seksual pada karang

E.     Manfaat Terumbu Karang Bagi Kehidupan
Terumbu Karang bagi kehidupan manusia sangatlah berarti.Banyak potensi-potensi yang dihasilkan oleh Terumbu Karang bagi kehidupan laut maupun manusia.Berikut merupakan fungsi-fungsi dari Terumbu Karang.
1.      Pelindung ekosistem pantai
Dari segi fisik Terumbu Karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove.
2.      Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut
Terumbu Karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung.Bagi manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka.Diperkirakan, Terumbu Karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya.Sekitar 500 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada Terumbu Karang, termasuk didalamnya 30 juta yang bergantung secara total pada Terumbu Karang sebagai penhidupan.
3.      Sumber obat-obatan
Pada Terumbu Karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.
4.      Objek wisata
Terumbu Karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam, menyelam dan menikmati Terumbu Karang per tahun.
5.       Daerah Penelitian
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan Terumbu Karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.
6.      Mempunyai nilai spiritual
Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, Laut yang terjaga karena Terumbu Karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.
7.      Sumber mata pencarian
Banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada Terumbu Karang. Tentu saja mnjadikan Terumbu Karang sebagai sumber mata pencarian harus di ikuti dengan rasa tanggung jawab sehingga tidak terjadi eksploitasi yang terlalu berlebihan.Selain itu Terumbu Karang juga dapat menjadi objek wisata yang tentunya dapat menambah pundi-pundi rupiah dari wisatawan.
F.      Faktor Penyebab Kerusakan dan Kematian Karang
1.       Faktor alam
Misalnya hempasan ombak yang mematahkan karang atau ikan dan hewan laut lainya yang menjadikan karang sebagai mangsanya. Akan tetapi, regenerasi dan pertumbuhan karang menggantikan kerusakan ini.
2.      Pengendapan sedimen
Pengendapan yang berasal dari sedimen tanah yang tererosi karena penebangan hutan, sehingga tanah tersebut terbawa ke laut dan menutupi karang dari sinar matahari
3.      Aliran air yang tercemar
Aliran air yang sudah dicemari oleh limbah sisa pembuangan dapat lambat laun akan membuat karang mati. Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan minyak.
4.      Pemanasan suhu bumi
Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan Terumbu Karang terhambat dan akan mati.
5.      Uji coba militer
Latihan militer yang dilakukan sering tidak memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Pengujian bahan peledak dan radiasi nuklir memiliki potensi meningkatkan kerusakan Terumbu Karang serta menyebabkan mutasi pada Terumbu Karang.
6.      Eksploitasi yang berlebihan
Kebanyakan nelayan tidak mengerti pentingnya karan bagi kehidupan, sehingga eksploitasi besar-besaran sering dilakukan, penambangan Terumbu Karang tentu perlu di awasi karena dampaknya yang bisa menghancurkan bahkan menghilangkan spesies Terumbu Karang.
7.      Asal melempar jangkar
Para nelayan bahkan perahu sewaan terkadang menambatkan jangkar di sembarang tempat. Jangkar yang di jatuhkan sembarangan dapat merusak Terumbu Karang
G.    Cara Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Terhadap Terumbu Karang
Kerusakan Terumbu Karang yang diakibatkan oleh aktivitas manusia harus sedapat mungkin di cegah, karena akan sangat berdampak pada terganggunya ekosistem lainnya dan menurunnya produksi ikan yang merupakan sumber protein hewani .
Berikut beberapa cara menanggulangi pencemaran dan kerusakan terumbu karang :
1.      Zonasi
Pengelolaan zonasi pesisir bertujuan untuk memperbaiki ekosistem pesisir yang sudah rusak.Pada prinsipnya wilayah pesisir dipetakan untuk kemudian direncanakan strategi pemulihan dan prioritas pemulihan yang diharapkan.Pembagian zonasi pesisir dapat berupa zona penangkapan ikan, zona konservasi maupun lainnya sesuai dengan kebutuhan/pemanfaatan wilayah tersebut, disertai dengan zona penyangga karena sulit untuk membatasi zona-zona yang telah ditetapkan di laut. Ekosistem Terumbu Karang dapat dipulihkan dengan memasukkannya ke dalam zona konservasi yang tidak dapat diganggu oleh aktivitas masyarakat sehingga dapat tumbuh dan pulih secara alami.

2.      Rehabilitasi
Pemulihan kerusakan Terumbu Karang dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi aktif, seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi algae yang hidup bebas, serta meningkatkan ikan-ikan karang.
3.      Peraturan Mengenai Terumbu Karang
Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, merupakan tindakan inkonstitusional alias melanggar hukum.
1.      Peraturan, di antaranya :
a.       UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
b.      UU RI No. 9/1985.Tentang perikanan
c.       UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem
d.      UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan
e.       Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan
f.       Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Terumbu Karang (Coral Reef).http://www.ubb.ac.id
Dahuri, Rokhim, 1999, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Terumbu Karang, Lokakarya Pengelolaan dan IPTEK Terumbu Karang Indonesia, Jakarta.
Suharsono. 1996.Jenis-Jenis Karang Yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Jakarta: LIPI


0 Response to "Materi Lengkap Ekosistem Terumbu Karang"

Post a Comment